Jun 2005 18:55:36 -0700
ass.wr.wb
Ternyata sholat tahajjud-pun, ada penelitiannya. Masya Alloh. Silahkan diforward ke
teman-teman Anda, dengan tentunya kita pun melakukan sholat tahajjud tsb. Ya Alloh,
bangunkanlah kami di malam hari untuk sholat tahajjud dengan mudah dan ikhlash
karena-Mu, tidak ada rasa malas beribadah.
Terlebih sholat tahajjud adalah "interlokal" kita kepada Robb semesta alam,disementara
orang sedang enak-enaknya tidur.
akhirul kalam. wass.wr.wb
"DAMPAK MEDIS SHALAT TAHAJJUD"
Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang melakukannya mendapatkan
tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi
dunia kedokteran.
Menurut hasil penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu shalat
sunah itu bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.
Tidak percaya? Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud. "Jika anda melakukannya
secara rutin, benar,khusuk, dan ikhlas, niscaya Anda terbebas dari infeksi dan
kanker". Ucap Sholeh.Ayah dua anak itu bukan'tukang obat' jalanan.
Dia melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul Pengaruh Sholat
tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Response ketahanan Tubuh Imonologik:Suatu
Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu,Sholeh berhasil meraih gelar
doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya
yang dipertahankannya Selasa pekan lalu.
Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah salat tambahan
atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara kontinu, tepat gerakannya,khusuk
dan ikhlas, secara medis sholat itu menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi)
khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi
positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah
yang dihadapi (coping).
Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat
yang muakkadah (Sunah mendekati wajib)Ia menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat
ketepatan gerakan, kekhusukan, dan keikhlasan.Selama ini, kata dia, ulama melihat
masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis. Namun sebetulnya soalini dapat
dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran.Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai
misteri,dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.
Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi tubuh.
Pada kondisi normal,jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690
nmol/liter.Sedang pada malam hari-atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345
nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya normal,bisa di indikasikan orang itu
tidak ikhlas karena tertekan.Begitu sebaliknya.Ujarnya seraya menegaskan temuannya
ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam)semata-mata
dogma atau doktrin.
Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden sisa
SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah,Surabaya.Dari 41 siswa itu,hanya 23
yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh.
Setelah diuji lagi,tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan.
Sholat dimulai pukul 02-00-3:30! sebanyak 11* rakaat,masing masing dua rakaat empat
kali salam plus tiga rakaat. Selanjutnya,hormon kortisol mereka diukur di tiga
laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika).
Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara
ikhlas berbeda dengan orang yang tidak melakukan tahajjud.
Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan
individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.
"Jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah,juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi.
Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress,"Nah,
menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi.
Dengan sholat tahajjud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas
serta tidak terpa! ksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik,Sebuah bukti
bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat,
nikmat,anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya.
Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita???????
Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di
temuinya di dalam penyelidikannya.Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga
tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi.
Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu
ia telah membuka sebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an"
Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti
yang terdapat didalam Al-Quran.Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan
sebagainya.
Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut
memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat
saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci
otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak
akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang
tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk
beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki waktu yang diwajibkan
oleh Islam.
Begitulah keagungan ciptaan Allah.Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang
maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupn!ya untuk berfungsi secara normal.
Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam
"sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah
dengan agamanya yang indah ini.
Kesimpulannya:
Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi bukan yang
beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normaltetapi sebenarnya di
dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan
secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan
untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal
mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan
kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal.
Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar